Selasa, 03 September 2013

Ghofur Arghan: Rahasia Hati (Imam Al Ghazali)

Ghofur Arghan: Rahasia Hati (Imam Al Ghazali): ISTILAH hati dalam bahasa Arab disebut qalbun,yaitu anggota badan yang letaknya di sebelah kiri dada dan merupakan bagian terpenting bagi pe...

Jumat, 05 April 2013

Kehidupan Yang Baik

Aku tidak bisa ....membuktikan bahwa pandanganku tentang kehidupan yang baik adalah benar; aku hanya bisa menyatakan pandanganku itu, dan berharap sebanyak mungkin orang akan setuju. Pandanganku adalah seperti ini:

KEHIDUPAN YANG BAIK ADALAH KEHIDUPAN YANG DIILHAMI OLEH CINTA DAN DIBIMBING OLEH PENGETAHUAN.

Pengetahuan dan cinta adalah dua hal yang bisa diperluas sampai tak berhingga; jadi, bagaimanapun baiknya kehidupan, masih ada kehidupan yang lebih baik yang bisa dibayangkan. Tak ada cinta tanpa pengetahuan, dan tak ada pengetahuan tanpa cinta, yang bisa menciptakan kehidupan yang baik.

"what i believe"

Antologi filsafat
Graham Higgin

Kamis, 04 April 2013

Partai Politik

Sebuah partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai
orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan
kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan
politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya)
dengan cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. [1][2]

Partai politik adalah sarana politik yang
menjembatani elit-elit politik dalam upaya mencapai
kekuasaan politik dalam suatu negara yang
bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki
platform atau haluan politik tersendiri, mengusung
kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development
sebagai suprastruktur politik.

Dalam rangka memahami partai politik sebagai salah satu komponen infrastruktur politik dalam negara, berikut beberapa pengertian mengenai partai politik, yakni:

1. Carl J. Friedrich:
partai Politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasan pemerintah bagi pemimpin partainya, dan berdasarkan penguasan ini
memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat ideal maupun materil.

2. R.H. Soltou:
partai Politik adalah sekelompok warga negara yang sedikit banyaknya terorganisir, yang bertindak sebagai satu kesatuan politik, yang dengan memanfaatkan kekuasan memilih, bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijakan umum mereka.

3. Sigmund Neumann:
partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis Politik yang berusaha untuk menguasai kekuasan
pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas
dasar persaingan melawan golongan-golongan
lain yang tidak sepaham.

4. Miriam Budiardjo:
partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota- anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperolehkekuasaan politik dan merebut kedudukanpolitik (biasanya), dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.


Referensi

1. ^ Budiarjo, Miriam, "Dasar-Dasar Ilmu Politik", (Jakarta: PT. Gramedia, 1989), hal.159.

2. ^ UU No.2 tentang Partai Politik tahun 2011

Hukum adalah hukum

Sekarang hukum tetap dihormati, bukan karna adil tapi karena hukum adalah hukum.
Hukum tidak punya otoritas lain....Hukum sering kali dibuat oleh orang-orang tolol, dan bahkan lebih sering dibuat oleh orang-orang yang gagal untuk bersikap adil karena mereka membenci keadilan; tapi hukum selalu dibuat oleh manusia, para penguasa yang gagal dan tidak mampu menyelesaikan apa-apa.
"On the Experience"

Selasa, 26 Maret 2013

Dzikir

Hakikat dzikir tidak dapat meresap ke dalam hati kecuali jika hati itu telah disuburkan dengan ketakwaan dan dibersihkan dari sifat-sifat tercela. Dzikrullâh dapat menghalangi lintasan yang akan dilalui setan di dalam hati yang seperti ini. Jika tidak demikian, maka dzikir hanya merupakan bisikan jiwa
yang tidak memiliki kekuatan apa-apa di dalam hati, sehingga tidak dapat mengusir setan.


Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (QS al-A‘râf [7]: 201)


Ayat itu dikhususkan bagi orang yang bertakwa. Perumpamaan setan adalah seperti anjing lapar yang mendekati kita. Jika kita tidak membawa sepotong daging, maka ia akan segera pergi hanya dengan sekali hardikan saja. Hanya dengan suara ia bisa terusir. Tetapi, jika kita membawa sepotong daging, maka ia akan segera menerjang daging itu dan tidak dapat diusir hanya dengan hardikan.


Begitu pula jika hati kosong dari makanan setan, maka setan dapat terusir darinya hanya dengan dzikir. Tetapi jika syahwat telah mendominasi hati, maka hakikat dzikir akan tersingkir ke pinggir hati, sehingga tidak meresap ke lubuknya, lalu setanlah yang bersemayam di lubuk hati itu.


Adapun hati orang-orang yang bertakwa yang tidak terjangkiti hawa nafsu dan sifat-sifat tercela, maka setan datang kepadanya bukan karena terdapat banyak syahwat di situ, melainkan hati itu lupa berdzikir. Apabila ia kembali berdzikir, maka setan akan kabur. Tentang hal ini Allah berfirman:


Hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. (QS an-Nahl [16]: 98)


Hadits tentang dzikir juga menjelaskan bahwa Allah- lah yang melindungi kita dari setan, namun hati harus bersih dulu dari makanan setan. Rasulullah bersabda:


Umar tidak menempuh suatu lorong kecuali setan menempuh lorong lain yang tidak dilewati Umar. (HR Bukhari dan Muslim)


Kondisi di atas terjadi karena hati Umar bin Khaththab telah tersucikan dari makanan setan. Jika kita menginginkan agar setan menyingkir dari kita hanya dengan dzikir sebagaimana setan menyingkir dari Umar, tanpa usaha untuk menutup pintu-pintu setan; maka kita seperti orang yang ingin minum obat sebelum berpantang makanan, sedangkan perutnya masih sibuk mengunyah makan keras dan makanan lainnya yang justru memperparah penyakit yang diderita. Kita ibarat pasien yang dilarang oleh dokter untuk makan makanan yang akan memperberat sakit, tapi kita melanggarnya karena mengira obat saja cukup. Padahal obat itu hanya membantu, sedangkan intinya adalah tidak makan apa pun yang merusak tubuh.


Dzikir merupakan obat, sedangkan takwa adalah berpantang, yaitu mengosongkan hati dari berbagai syahwat. Apabila dzikir turun di hati yang kosong kecuali berisi dzikir semata, maka setan akan menyingkir, sebagaimana penyakit hilang dengan turunnya obat di dalam perut yang kosong dari makanan yang dilarang.


Jika kita membantu setan secara tidak langsung dengan amal perbuatan kita, maka kita adalah kawannya sekalipun kita berdzikir dengan lisan. Jika kita berkata bahwa hadits Nabi saw. menyebutkan secara mutlak bahwa hanya dengan berdzikir dapat mengusir setan, maka kita telah keliru memahaminya.


Itulah kenapa ketika kita shalat pun, hati kita bagai diseret-seret oleh setan ke mana-mana. Setan membawa kita berkeliling ke lembah-lembah dan jurang-jurang kebinasaan dunia, bahkan perkara- perkara dunia yang telah terlupakan dapat teringat kembali dalam shalat, misalnya lupa meletakkan kunci kendaraan, pengeluaran yang tidak tercatat, kehilangan dompet dan berbagai urusan dunia lainnya. Setan berdesakan di dalam hati karena kita mengijinkannya, sebab kita telah menjadi kawannya. Tidak mengherankan jika setan tidak lari dari kita, bahkan semakin menambah rasa was-was dalam diri. Na‘ûdzubillâh.


Tugas kita sebagai seorang mukmin adalah menjaga hati. Hati ibarat penguasa dari suatu kerajaan yang akan menghalau setiap musuh yang datang menyerang kerajaan jasadnya. Adapun iman dan ilmu adalah senjata dan perisai untuk menahan dan memukul musuh dari daerah kekuasaannya. Benteng yang kokoh ibarat batu karang di tengah samudera, tahan terhadap berbagai serbuan dan dobrakan.


Bila tidak dijaga, maka hati akan mati. Adapun di antara tanda-tanda hati yang mati ialah tidak ada rasa sedih apabila telah kehilangan kesempatan untuk melakukan taat kepada Allah, tidak juga menyesal atas perbuatan (kelalaian) yang telah dilakukannya. Rasulullah saw. bersabda:


Sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging, bila ia baik maka baik pula seluruh jasad, dan apabila ia rusak maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa gumpalan itu adalah hati. (HR Bukhari dan Muslim)

Ilustrasi Ilmu Laduni

Ilmu Laduni banyak dituding negatif. Asal mulanya
yang tidak jelas membuat banyak pihak memandang
miring ilmu ini. Bahkan, cabang ilmu ini banyak
dituding menghambat perkembangan pengetahuan didunia Islam. Jadi makhluk apakah Ilmu Laduni ini?


Sejarah Ilmu Laduni

Banyak yang beranggapan bahwa ilmu Laduni adalah ilmu gaib dan tidak jelas. Namun, anggapan seperti itu tidak sepenuhnya benar. ilmu Laduni maknanya ternyata lebih luas daripada sekedar ilmu mistis. Hal ini perlu diketahui agar tidak ada anggapan miring terhadap ilmu ini.

Kata Laduni sendiri banyak diambil dari ayat berikut ini :
“Dan Kami telah ajarkan kepadanya (Nabi khidhir)
dari sisi Kami suatu ilmu.” (Al Kahfi: 65)
Jadi secara istilah, ilmu Laduni merupakan ilmu yang
berasal dari Allah. Ilmu ini merupakan pemberian
Allah kepada umat-Nya.

Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa ilmu ini merupakan ilmu yang diberikan langsung oleh Allah ke dalam lubuk hati manusia tanpa melalui proses belajar terlebih dahulu dan tanpa melalui proses metode ilmiah.

Sedangkan menurut Ibnu Arabi, ilmu ini terpancar ke dalam hati manusia, tanpa menggunakan argumentasi akal pikiran.

Untuk lebih jauh mengena Ilmu Laduni, kita bisa
melihat pendapat Abu Hamzah As-Sanuwi. Dia
membagi ilmu menjadi dua bagian.

Yang pertama adalah Ilmu Wahdiy, yaitu ilmu yang diperoleh tanpa melakukan proses belajar normal.

Kedua adalah Ilmu Kasbiy, yaitu ilmu yang diperoleh dengan cara belajar normal.

Ilmu Wahdiy dibagi menjadi dua, yaitu Ilmu Syariat
dan Ilmu Makrifat.

Ilmu Syariat adalah ilmu yang berupa wahyu dan diberikan kepada nabi dan rasul.
Ilmu ini dianggap mutlak kebenarannya, jika
penyampainnya dari manusia ke manusia tidak
mengalami distorsi. Ilmu ini juga yang dipakai rujukan Nabi Khidir ketika memberi pengetahuan kepada Nabi Musa.
“Sesungguhnya aku berada di atas sebuah ilmu dari ilmu Allah yang telah Dia ajarkan kepadaku yang
engkau tidak mengetahuinya. Dan engkau (juga)
berada di atas ilmu dari ilmu Allah yang Dia ajarkan
kepadamu yang aku tidak mengetahuinya juga.”
(H.R. Bukhari).

Ilmu Syariat ini selain wajib dipelajari, juga wajib
diamalkan bagi manusia yang percaya kepada Allah.
Ilmu Syariat ini secara prinsip memang berlangsung
tanpa proses belajar normal. Nabi menerima wahyu,
baik dari Allah maupun lewat perantara malaikat
Jibril. Namun dalam proses pembelajarannya dari manusia ke manusia, maka untuk memahami Ilmu
Syariat masih digunakan pembelajaran normal. Walau mungkin tidak masuk ke aspek filosofis, namun hanya di tataran literer saja.


Selanjutnya adalah Ilmu Makrifat.
Ilmu ini diperoleh dengan cara yang gaib. Makrifat diperoleh jika adanya suatu ilham dan terbukanya tabir.

Bisa juga ilmu ini didapatkan lewat mimpi, dan hanya diberikan Allah kepada hamba-Nya yang shalih dan mukmin.

Ilmu Laduni oleh banyak ulama memang diakui kebenarannya. Namun kebenaran ini kebanyakan
haya untuk diri sendiri dan tidak untuk didakwahkan
kepada orang lain.
Hal ini karena orang lain belum tentu memilik tingkat
ketakwaan sebagaimana pemilik ilmu Laduni. Hal ini
bisa membuat seolah-olah ilmu Laduni ini
bertentangan dengan Ilmu Syariat.
Contoh yang paling diingat adalah kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa.
Ilmu dari Nabi Khidir ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki tingkat ketakwaan yang sama.

Hal ini karena yang dilakukan Nabi Khidir banyak
bertentangan dengan syariat, misalnya membunuh
anak kecil.
Pembelajaran Ilmu ini bisa diterima dengan baik
penjelasannya oleh Nabi Musa karena tingkat
ketakwaan Nabi Musa yang tinggi. Karena itu, dalam
Al-Qur’an juga tidak disebutkan bahwa Nabi Khidir
tidak mendakwahkan ilmunya kepada orang awam.
Di sisi lain, Nabi Musa yang berasal dari dasar Ilmu Syariat diberi kewajiban mendakwahkan ilmunya. Hal ini sedikit menjelaskan kedudukan Ilmu ini dan Ilmu Syariat dalam Islam. Namun, meraihnya bukan monopoli kaum tertentu.
Allah Maha Adil, tentu akan memberikan ilmu bagi
siapa pun yang berhak dan diinginkan-Nya. Memang
ada berbagai syarat dalam mencapai Ilmu Laduni ini.

Berikut ini beberapa dalil naqli, baik dari ayat Al-Qur'an maupun Hadits yang sedikit menjelaskan syarat apa saja yang diperlukan untuk meraih Ilmu
Laduni:
“ Dan takutlah kamu kepada Allah, niscaya Allah
akan mengajarimu." (Q.S. Al Baqarah : 282) “
Ini bukan bisikan-bisikan syaithan, tapi Ilmu Laduni
ini merubah firasat seorang mukmin, bukankah
firasat seorang mukmin itu benar?
Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam:
“Hati-hati terhadap firasat seorang mukmin. Karena dengannya ia melihat cahaya Allah”. (H.R At Tirmidzi).
Dari dalil ini kita bisa melihat satu syarat awal. Ilmu ini bisa diperoleh orang yang takut dan bertakwa
kepada Allah. Orang yang bersih dan menjalankan
perintah serta menjauhi larangan-Nya, lebih
berpeluang untuk menguasai Ilmu Laduni.
“Dan orang-orang yang berjuang di jalan kami
(berjihad dan mendakwahkan agama) maka akan
kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami (jala-
jalan petunjuk). Dan sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang ihsan (muhsinin).” (Q.S.
Al’Ankabut : 69).
Berjuang di jalan Allah juga membuat seseorang
dapat mendapatkan Ilmu Laduni. Syarat ini juga
penting untuk dipenuhi jika seseorang ingin
mendapatkan Ilmu Laduni. Berdakwah juga berarti
mengamalkan ilmu yang kita ketahui. Jika ilmu yang
kita ketahui kita bagikan demi kesejahteraan orang lain, maka Allah akan memberikan kepada kita ilmu
tambahan yang lain.
Nabi SAW bersabda :
"Barangsiapa Yang Mengamalkan Ilmu yang Ia Ketahui Maka Allah Akan Memberikan Kepadanya Ilmu yang Belum Ia Ketahui”. (H.R. Imam Ahmad).
Syarat lainnya adalah tidak terlalu mencintai dunia.
Dunia memang indah, namun memang sengaja
digunakan untuk membuaikan cinta manusia kepada
Allah. Jika manusia tidak tergantung lagi kepada
duniawi dan hanya mengejar Allah, maka niscaya
akan diberi ilmu dari-Nya. Hal ini membuat orang yang bersikap zuhud ini menjadi lebih berilmu dari
orang yang mengejari keduniawian.
“Barang siapa yang zuhud pada dunia (tidak cinta
dunia), maka akan Allah berikan kepadanya ilmu
tanpa Belajar”. (Fadhilatushaqat).


Praktik Ilmu Laduni

Dari beberapa dalil di atas kita bisa melihat beberapa syarat meraih ilmu ini. Karena berasal dari Allah, maka tidak tersebut secara nyata bentuk Ilmu Laduni itu.
Banyak yang menganggap ilmu ini sama dengan
ilmu mistis dan juga kekebalan. Namun dari beberapa dalil di atas, ilmu ini seperti penyokong terhadap Ilmu Syariat dan Ilmu Kasbiy, yang bisa dipelajari manusia biasa.
Ada banyak ulama modern ini yang mengaku
mempunyai ilmu Laduni. Misalnya adalah sebuah
pondok pesantren yang bisa membuat santri bisa
berbahasa asing tanpa pembelajaran normal. Hal ini
diklaim karena adanya ilmu ini. Hal ini mungkin saja ada benarnya, jika memang syarat-syarat di atas memang terpenuhi.
Ilmu Laduni yang sudah diterima biasanya tidak digunakan untuk dakwah, karena tidak semua orang bisa memahami.
Misalnya adalah ilmu Laduni futuristik dari Nabi Khidir.
Akan sangat berbahaya jika orang yang mengaku memiliki ilmu Laduni nanti akan membunuhi orang
karena alasan seperti Nabi Khidir. Walau sebenarnya
bisa dibuktikan terbalik, jika orang tersebut memang
memiliki bakat, maka tidak ada kekuatan dunia yang
mampu menjeratnya. Selain azas manfaat yang ditujukan secara selektif, kita juga harus waspada, dari mana ilmu ini berasal.
Misalnya kita mendapatkan “ilham” dalam mimpi
sehingga ketika bangun dapat berbahasa Bosnia.
Darimana kita yakin bahwa ilham itu berasal dari
Allah dan bukan dari makhluk ghaib? Hal inilah yang membuat Ilmu ini masuk ranah yang rawan untuk dijadikan pegangan.
Banyak ulama akhirnya yang menganjurkan, jika seseorang merasa mendapatkan ilmu Laduni, lebih baik ilmu itu diamalkan untuk diri sendiri terlebih dahulu.
Hal iniuntuk mengantisipasi salah sumber ilham tadi.

Rahasia Hati (Imam Al Ghazali)

ISTILAH hati dalam bahasa Arab disebut qalbun,yaitu anggota badan yang letaknya di sebelah kiri dada dan merupakan bagian terpenting bagi pergerakan darah. Dikatakan juga hati sebagai qalb, karena sifatnya yang berubah-ubah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam pernah bersabda, “Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging yang jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya dan Jika ia buruk, maka buruklah seluruh tubuhnya, ia adalah hati.” (Muttafaq ‘alahi).

Menurut Imam Al-Ghazali dalam “Ihya Ulumuddin” nya membagi makna hati menjadi dua.

Makna yang pertama, adalah daging kecil yang terletak di dalam dada sebelah kiri dan di dalamnya terdapat rongga yang berisi darah hitam.

Makna yang kedua, merupakan bisikan halus ketuhanan (rabbaniyah) yang berhubungan langsung dengan hati yang berbentuk daging. Hati inilah yang dapat memahami dan mengenal Allah serta segala hal yang tidak dapat dijangkau angan-angan.

Hati yang Tenang Hati ibarat cermin. Jika tidak dirawat dan dibersihkan, ia mudah kotor dan berdebu.

Karena itu, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah pernah mengatkan bahwa hati manusia terbagi dalam 3 kriteria;

Qalbun Salim (hati yang sehat),
Qalbun Mayyit (hati yang mati)
Qalbun Maridh (hati yang sakit).

Hati yang sakit (Qalbun Maridh), ia senantiasa dipenuhi penyakit yang bersarang di dalamnya. Di antaranya: Riya’, hasrat ingin dipuji, Hasad, dengki, ghibah dan sebagainya. Juga sombong dan tamak. Orang yang memiliki Qalbun maridh (hati yang sakit) akan sulit menilai secara jujur apapun yang tampak di depannya, Melihat orang sukses, timbul iri dengki, Mendapat kawan beroleh karunia rizki, timbul resah, gelisah, dan ujung-ujungnya menjadi benci Dihadapkan pada siapapun yang memiliki kelebihan, hatinya akan serta merta menyelidiki bibit-bibit dan kekurangannya, Bila sudah ditemukan hatinya pun akan senang bukan kepalang, Ibarat menemukan barang berharga, ia pun lalu mengumbar dan mengabarkan bibit dan kekurangan orang itu kepada siapa saja, agar kelebihannya menjadi tenggelam, naudzhubillah Sungguh malang dan kasihan orang yang kelakuannya seperti ini, hal ini terjadi karena hatinya yang dibiarkan sakit.

Yang lebih parah adalah hati yang mati (Qalbun Mayyit). Hati ini sepenuhnya di bawah kekuasaan hawa nafsu, sehingga ia terhijab dari mengenal Allah Subhanahu Wata’ala. Hari-harinya adalah hari-hari penuh kesombongan terhadap allah, sama sekali ia tidak mau beribadah kepada-Nya, dia juga tidak mau menjalankan perintah dan apa-apa yang diridhai- Nya. Hati model ini berada dan berjalan bersama hawa nafsu dan keinginan-nya walaupun sebenarya hal itu dibenci dan dimurkai Allah. Ia sudah tak peduli, apakah Allah ridha kepadanya atau tidak? Sungguh, ia telah berhamba kepada selain Allah Bila mencintai sesuatu, ia mencintainya karena hawa nafsunya. Begitu pula apabila ia menolak, mencegah, membenci sesuatu juga karena hawa nafsunya.

Sementara itu, hati yang baik dan sehat disebut Qalbun Salim. Inilah hatinya orang beriman. Hati ini adalah hati yang hidup, bersih, penuh ketaatan dengan cahaya terangnya dan bertempat di nafsul mutmainnah (jiwa yang tenang).

Dalam al-Qur’an disebutkan al-salim pada dua tempat.

Antara lain QS. Al-Shaffat: 84 yang berbunyi: “(ingatlah) ketika dia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya dengan hati yang selamat (sehat)”.

Kemudian Q.S Al-Syu’ara: 87-89, Allah SWT berfirman: “Dan janganlah Kau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna. Kecuali orang- orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”.

Ayat pertama merupakan penjelasan mengenai Nabi Ibrahim sebagai golongan pengikut Nabi sebelumnya, yaitu Nabi Nuh yang memiliki hati yang ikhlas dan tidak ada keraguan dalam beriman kepada Allah SWT.

Sedangkan pada ayat kedua hati yang bersih dijelaskan dalam tafsir Jalalain karangan Imam Jalaluddin As-Suyuti dan Imam Jalaludin Al- Mahalli berarti hati yang bersih atau selamat dari sifat syirik dan nifaq yang merupakan cerminan dari seorang mukmin.

Sumarkan dan Titik Triwulan Tutik dalam bukunya “Misteri Hati” (Asrarul Qalb) mengungkapkan bahwa yang dimaksud Qalbun Salim (hati yang sehat) adalah hati yang terbebas dan selamat dari berbagai macam sifat tercela, baik yang berkaitan dengan Allah maupun yang berkaitan dengan sesama manusia dan makhluk Allah di alam semesta
ini. Di antara sifat tercela yang merupakan penyakit hati, jika dihubungkan dengan Allah Subhanahu Wata’ala seperti syirik dan nifaq sedangkan pada sesama manusia adalah iri, dengki, hasud atau provokasi, fitnah, buruk sangka, serta khianat. Karenanya, sangat penting bagi kita semua menjaga hari-hari dalam kehidupan kita -- baik di lingkungan keluarga serta bermasyarakat-- menjaga hati agar tetap selalu konsisten dalam ridho dan petunjuk Allah. Karena seringkali kita melalaikan hal-hal kecil yang tanpa kita sadari telah meroposkan kekuatan hati yang merupakan sumber berprilaku sehingga hati kita sangat sulit untuk menjadi sehat. Maka dari itulah sebagai seorang Muslim kita dianjurkan untuk selalu berdoa di dalam shalat agar diberi ketetapan hati pada agama yang lurus (Islam). Kata Nabi, sesungguhnya hati itu berkarat sebagaimana besi berkarat. Cara membersihkannya adalah dengan mengingat Allah [dzikrullah] ” “Qalbu berkarat karena dua hal yaitu lalai dan dosa. Dan pembersihnya-pun dengan dua hal yaitu istighfar dan dzikrullah.” [HR.Ibnu Ab’id dun ya Al-
Baihaqi]. Wallahu a’lam.*

Berenang Gaya Katak Atau Gaya Dada

Berenang merupakan olahraga ringan yang sangat
dianjurkan untuk dipelajari dan rutin dilakukan.
Karena selain murah, berenang ternyata merupakan
olah raga yang paling mudah dan paling cepat untuk
dipelajari dan bermanfaat untuk melatih seluruh otot
tubuh.
Anak-anak, hendaknya dilatih berenang, sebagai dasar dari berbagai macam olahraga dan
pembentukan tubuh.
Salah satu gaya berenang yang
mudah diajarkan adalah gaya dada (gaya Katak) .
Berikut caranya


Gerakan Kaki

1. Tekukkan dengkul kaki kedalam

2. Kemudian pantulkan (tendang lurus dengan posisi
kedua kaki renggang/ terbuka)

3. Kaki tetap lurus, kemudian rapatkan (pastikan
telapak kaki kiri dan kanan agak bersentuhan)

4. Ulangi langkah di atas dengan urutan tekuk,
tendang, rapatkan, tekuk, tendang, rapatkan.


Gerakan Tangan

1. Tempelkan kedua telapak tangan(seperti
hendak bersalaman) dan luruskan di atas kepala

2. Kemudian tarik tangan ke samping kanan dan
kiri, tetapi tidak perlu terlalu ke samping (cukup
tarik ke samping selebar bahu dan selebihnya
tarik ke bawah

3. Luruskan tangan kembali.

4. Dan ulangi dengan urutan luruskan tangan di atas
kepala, gerakkan tangan ke samping kiri dan kanan,


Gerakan Kombinasi Dan Pengambilan Nafas

1. Lakukan gerakan tangan dan kaki secara
bergantian.

2. Untuk mengambil nafas lakukan saat gerakan
tangan ke samping kiri dan kanan, lalu
dongakkan kepala keatas sambil mengambil
nafas

Tips Berenang Gaya Dada :

Mulialah belajar dengan berpegangan pada pinggir
kolam terlebih dahulu, sambil gerakkan kaki seperti di atas.
Terus ulangi gerakan kaki, sampai benar-benar
lancar.
Lalu lanjutkan dengan menyeberangi kolam, tetap
dengan gerakan kaki seperti teknik diatas.
Untuk dapat menyeberangi kolam Anda dapat berpegang pada tangan teman atau menggunakan ban pelampung.
Untuk anak-anak, orang tua / pelatih renang dapat membantu memegang tangan.
Saat melakukan gerakan kaki, kaki justru seringkali
tidak mengapung di atas permukaan air (kaki terlalu
ke bawah) hal ini disebabkan karena kepala tidak
masuk ke dalam air.
Maka, saat berlatih kaki ini lebih baik untuk sekaligus dibarengi dengan berlatih gerakan kepala untuk mengambil nafas nantinya.
Latihan dapat dilakukan dengan cara memasukkan
kepala ke dalam air selama melakukan gerakan kaki
dan menaikkan kepala hanya bila hendak mengambil nafas.
Jika Anda sudah lancar melakukan gerakan kaki
sambil berlatih mengambil nafas, maka mulailah
berlatih mengapungkan badan (seperti posisi
meluncur) lebih ke tengah kolam.
Lalu lakukan gerakan kaki sesuai dengan teknik gaya dada seperti diatas sampai ke pinggir kolam.
Lakukan berulang kali sampai benar-benar lancar · Setelah menguasai gerakan kaki, saatnya Anda
mulai belajar menggerakkan tangan.
Lakukan tahapan dengan 2 atau 3 kali gerakan kaki, kemudian baru gerakkan tangan sesuai dengan teknik di atas.
Kombinasikan gerakan tangan dan kaki, seterusnya
sampai benar-benar lancar.
Bila dirasa cukup lancar, Anda dapat memulai belajar mengambil nafas.
Lakukan dengan yakin dimulai ketika tangan bergerak ke samping, maka naikkan kepala sedikit ke atas permukaan air dan langsung ambil nafas.
Dan seterusnya, sampai jarak yang Anda
inginkan.
Lakukan tahapan ini dengan mengambil jarak lebih
ketengah kolam, terus pelan-pelan semakin
ketengah, sampai lancar melakukan gerakan
kombinasi selebar kolam.
Bila gerakan sudah lancar dan jarak tempuh sudah
semakin jauh, maka Anda dapat memulai
menyempurnakan gerakan gaya dada Anda. Gerakan kaki dan tangan bergantian yaitu 1 kali gerakan kaki, 1 kali gerakan tangan dan ambil nafas. Sebaiknya, jangkauan tangan jangan terlalu lebar, melainkan agak ke bawah (hal ini memudahkan gerakan dan akan memberikan dorongan yang lebih kuat untuk memudahkan Anda saat mengambil nafas).

Jumat, 15 Maret 2013

Persepsi Tentang Kekayaan

Jagalah baik-baik harta karun yang kamu miliki di
dalam dirimu: yaitu kemauan untuk memberi tanpa
ragu-ragu, keikhlasan bila harus kehilangan (tanpa
rasa penyesalan), serta kemampuan untuk
mendapatkan apapun tanpa harus memakai
"kekerasan" (jalan yang mungkin menyakiti atau merugikan pihak lain).

Tidak ada yang bisa menentukan berapa besar
kekayaan seseorang hanya dengan melihat buku
keuangannya. Hatilah yang membuat seseorang kaya
atau tidak. Kekayaan seseorang dinilai dari perilaku
dan wataknya bukan dari apa yang dia punya.

Teman yang aku punyailah yang menjadi
kekayaanku.

Bukan apa yang kita ambil dan kita simpan yang
membuat kita kaya. Tetapi apa yang bisa kita berikan.

Kekayaan dan kelimpahan bukanlah sesuatu yang
harus kita cari atau kejar karena dia ada di sekitar
kita, setiap saatnya. Jadi yang harus kita lakukan
untuk menikmatinya adalah mulai merasakannya dari
sekarang. Cobalah rasakan kekayaan hidup yang ada
di sekitar Anda. Anda bisa lakukan ini dengan mensyukuri yang sudah Anda punya.

Hidup ini adalah ladang yang penuh dengan
kemungkinan tidak terbatas.

Tidak semua yang bisa dihitung itu penting, dan tidak
semua yang penting bisa dihitung.

Kekayaan kita tidaklah terbentuk dari apa yang kita
punyai, tetapi oleh apa yang kita bisa nikmati. Kekayaan baru terasa bila kita menikmati apa yang
kita punyai. Mempunyai barang-barang saja, tetapi
tidak bisa menikmatinya, bukanlah makna kekayaan
sejati.

Kita hidup dengan nafkah yang kita dapatkan, tetapi
kita menciptakan kehidupan dengan apa yang kita
berikan (kepada orang lain).

Ketika mengejar kekayaan, jangan sampai
mengorbankan kesehatan. Karena sebenar-
benarnya, kesehatan adalah kekayaan yang paling
berharga.

Orang kaya yang sebenarnya bukanlah mereka yang
kaya atau memiliki banyak harta benda. Orang yang
kaya yang sejati adalah mereka yang bisa memberi
banyak ke sekitarnya.

Kekayaan adalah kemampuan menikmati hidup
dengan sepenuh-penuhnya.

Orang termiskin di dunia bukanlah mereka yang tidak
punya uang tetapi mereka yang tidak punya impian.

Jika kau merasa dirimu kaya, maka benarlah kau
akan menikmati kekayaan itu. Tetapi sebaliknya bila
kau merasa dirimu selalu kekurangan, maka itu pula
yang akan benar-benar kau alami.

Bahwa ada orang yang bisa kaya menunjukkan
bahwa yang lainpun, siapa saja, juga bisa kaya. Dan
ini akan mendorong pertumbuhan industri serta
usaha.

Mendidik Anak Cara Rosulullah SAW

Mendidik anak memerlukan ilmu pengetahuan yang cukup dan seorang ‘role-model’ untuk diteladani. Bagi umat Islam, contoh teladan yang terbaik adalah rasul junjungan yang mulia, Nabi Muhammad S.A.W. Baginda umpama ensiklopedia sebagai penyuluh buat segenap manusia. Semua anak yang dilahirkan adalah pembawa rahmat
dan rezeki buat semua keluarga. Mereka dilahirkan penuh dengan kelebihan dan keistimewaan. Tiada istilah mereka dilahirkan membawa ‘nasib malang’ atau tidak elok buat kita. Dilema ibubapa hari ini apabila setiap usaha yang mereka lakukan untuk mendidik anak-anak umpama mencurah air didaun keladi. Tiada apa perubahan positif yang terjadi pada tingkahlaku mereka. Jika tugas sebagai seorang guru di sekolah boleh mendidik beratus-ratus anak murid, tetapi ianya bukan jaminan kita mampu mendidik pada anak sendiri. Tertanya-tanya dimanakah silapnya. Baik guru, pensyarah mahupun pakar motivasi semuanya adalah manusia biasa. Tiada satu formula yang ideal dalam usaha membentuk anak-anak untuk menjadi orang yang cemerlang. Apa yang terbaik adalah berbalik kepada fitrah dan sunnah yang telah sekian lama diamalkan oleh Rasulullah S.A.W.
1) Umur anak-anak 0-6 tahun. Pada masa ini, Rasulullah s.a.w menyuruh kita untuk memanjakan, mengasihi dan menyayangi anak dengan kasih sayang yg tidak berbatas. Berikan mereka kasih sayang tanpa mengira anak sulung mahupun bongsu dengan bersikap adil terhadap setiap anak-anak. Tidak boleh dirotan sekiranya mereka melakukan kesalahan walaupun atas dasar untuk mendidik. Kesannya, anak-anak akan lebih dekat dengan kita dan merasakan kita sebahagian masa membesar mereka yang boleh dianggap sebagai rakan dan rujukan yang terbaik. Anak- anak merasa aman dalam meniti usia kecil mereka kerana mereka tahu yang anda (ibubapa) selalu ada disisi mereka setiap masa. 2) Umur anak-anak 7-14 tahun. Pada tahap ini kita mula menanamkan nilai DISIPLIN dan TANGUNGJAWAB kepada anak-anak. Menurut hadith Abu Daud, “Perintahlah anak-anak kamu supaya mendirikan sembahyang ketika berusia tujuh tahun dan pukullah mereka kerana meninggalkan sembahyang ketika berumur sepuluh tahun dan asingkanlah tempat tidur di antara mereka (lelaki dan perempuan). Pukul itu pula bukanlah untuk menyeksa, cuma sekadar untuk menggerunkan mereka. Janganlah dipukul bahagian muka kerana muka adalah tempat penghormatan seseorang. Allah SWT mencipta sendiri muka Nabi Adam. Kesannya, anak-anak akan lebih bertanggungjawab pada setiap suruhan terutama dalam mendirikan solat. Inilah masa terbaik bagi kita dalam memprogramkan sahsiah dan akhlak anak-anak mengikut acuan Islam. Terpulang pada ibubapa samada ingin menjadikan mereka seorang muslim, yahudi, nasrani ataupun majusi. 3) Umur anak-anak 15- 21 tahun. Inilah fasa remaja yang penuh sikap memberontak. Pada tahap ini, ibubapa seeloknya mendekati anak-anak dengan BERKAWAN dengan mereka. Banyakkan berborak dan berbincang dengan mereka tentang perkara yang
mereka hadapi. Bagi anak remaja perempuan, berkongsilah dengan mereka tentang kisah kedatangan ‘haid’ mereka dan perasaan mereka ketika itu. Jadilah pendengar yang setia kepada mereka. Sekiranya tidak bersetuju dengan sebarang tindakan mereka, elakkan mengherdik atau memarahi mereka terutama dihadapan adik- beradik yang lain tetapi banyakkan pendekatan secara diplomasi walaupun kita adalah orang tua mereka.Kesannya, tiada orang ketiga atau ‘asing’ akan hadir dalam hidup mereka sebagai tempat rujukan dan pendengar masalah mereka. Mereka tidak akan terpengaruh untuk keluar rumah untuk mencari keseronokkan memandangkan semua kebahagian dan keseronokkan telah ada di rumah bersama keluarga. 4) Umur anak 21 tahun dan ke atas. Fasa ini adalah masa ibubapa untuk memberikan sepenuh KEPERCAYAAN kepada anak-anak dengan memberi KEBEBASAN dalam membuat keputusan mereka sendiri. Ibubapa hanya perlu pantau, nasihatkan dengan diiringi doa agar setiap hala tuju yang diambil mereka adalah betul. Bermula pengembaraan kehidupan mereka yang sebenar di luar rumah.

Mendidik Anak Supaya Patuh

Bukan dengan menghukum atau cara
kekerasan.
Anak yang patuh bukanlah dibentuk dengan
cara kekerasan atau hukuman. Kepatuhan
pada anak justru bisa dimunculkan dari
kesadaran dalam diri anak tersebut. Orangtua sebaiknya mendidik kepatuhan anak dengan
cara yang membuatnya menyadari bahwa
kepatuhan adalah nilai positif.
Sayangnya hal itu tidaklah tidaklah mudah.
Semua harus melewati proses yang
membutuhkan kesabaran dan usaha ekstra, dan tentunya hal ini bukanlah hal yang tidak
mungkin.
Berikut adalah cara untuk melatih dan
membuat anak supaya menjadi lebih patuh:
1. Konsisten
Untuk melatih anak supaya lebih patuh Anda harus konsisten dalam menentukan peraturan.
Bila hari ini Anda melarangnya bermain di
jalanan, maka minggu depan peraturan ini
harus tetap dijalankan, karena anak selalu
mencari celah untuk bisa melanggar aturan
yang dibuat orangtuanya. 2. Bersikap lembut
Anak umumnya tidak dapat merespon dengan
baik bila kita menghadapi mereka dengan
bentakan atau amarah. Tegas bukan berarti
harus bersikap keras, Anda bisa lebih lembut.
Coba untuk mengerti perasaan mereka dan tekankan bahwa mereka harus bisa mengikuti
peraturan dan arahan Anda.
3. Beri contoh
Ini adalah cara yang paling efektif untuk
membuat anak patuh. Beri contoh pada mereka
apa yang harus mereka perbuat. Jangan sampai mereka justru melihat Anda melakukan
hal yang Anda larang kepada mereka.
4. Puji mereka
Jangan ragu untuk memuji dan membesarkan
hati mereka ketika mereka melakukan hal
yang kita inginkan. Dengan begitu mereka akan merasa lebih dihargai atas usahanya.
5. Menjelaskan hal kepada mereka
Jelaskan kepada mereka maksud dan tujuan
baik Anda menetapkan aturan pada mereka,
sehingga mereka mengerti kenapa mereka
harus mematuhi peraturan yang Anda buat. Sumber

Sukses Semua Bisa


Hari berlalu tanpa bisa Anda hentikan. Umur Anda pun terus bertambah, yang itu berarti masa hidup Anda di planet ini makin berkurang. Bukankah sudah saatnya Anda menikmati kesuksesan dalam kehidupan Anda, sekarang juga? Bukan nanti bila sudah renta?
Hidup ini indah dan diciptakan untuk kita nikmati. Bila mengetahui rahasia dan memiliki kuncinya, kehidupan sukses total bisa Anda nikmati. Siapapun Anda. Semua manusia diciptakan agar sukses di semua aspek kehidupannya, sampai saat mereka "kembali" nanti. Tidak ada orang yang ditakdirkan miskin atau menderita